Beranda | Artikel
Serba-serbi Sahur (1/2)
Selasa, 1 April 2014

1. Hikmahnya

Allah mewajibkan puasa kepada kita sebagaimana telah mewajibkannya kepada orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab. Allah berfirman,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 183).

Waktu dan hukumnya pun sesuai dengan apa yang diwajibkan pada Ahlul Kitab, yakni tidak boleh makan dan minum dan menikah (jima’) setelah tidur. Yaitu jika salah seorang dari mereka tidur, tidak boleh makan hingga malam selanjutnya, demikian pula diwajibkan atas kaum muslimin sebagaimana telah kami terangkan di muka (lihat –sebagai tambahan- tafsir-tafsir berikut: Zadul Masir (1/184) oleh Ibnul Jauzi, Tafsir Qur’anul ‘Adhim (1/213-214) oleh Ibnul Katsir, Ad-Durul Mantsur (1/120-121) karya Imam Suyuthi) karena dihapus hukum tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh makan sahur sebagai pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahlul kitab.

Dari Amr bin bin ‘Ash radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السِّحَرِ

“Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur.”(HR. Muslim: 1096).

2. Keutamaannya

a. Makan sahur adalah barakah

Dari Salman radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْبَرَكَةُ فِي ثَلاَثَةٍ: الجَمَاعَةِ وَ الشَّرِيْدِ وَ السَّحُوْرِ

“Berkah itu ada pada tiga perkara: al-Jama’ah, ats-Tsarid dan makan sahur.” (HR. Thabrani, Abu Nu’aim dari Salman al-Farisi, sanadnya hasan).

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ جَعَلَ الْبَرَكَةَ فِي السَّحُوْرِ وَ الْكَيْلِ

“Sesungguhnya Allah menjadikan berkah pada makan sahur dan takaran.” (HR. As-Syirazy, hadits hasan).

Dari Abdullah bin al-Harits dari seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Aku masuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu beliau sedang makan sahur, beliau bersabda,

إِنَّهَا بَرَمَةٌ أَعْطَاكُمُ اللهُ إِيَّاهَا فَلاَ بَدَعُوْهُ

“Sesungguhnya makan sahur adalah berkah yang Allah berikan kepada kalian, maka janganlah kalian tinggalkan.” (HR. an-Nasa’i dan Ahmad, sanadnya shahih).

Keberadaan sahur sebagai barakah sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menguatkan dalam puasa, menambah semangat untuk berpuasa karena merasa ringan orang yang puasa. Dalam makan sahur juga (berarti) menyelisihi Ahlul Kitab, karena mereka tidak melakukan makan sahur. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakannya dengan makan pagi yang diberkahi sebagaimana dalam dua hadits al-Irbadh bin Sariyah dan Abu Darda’ radhiallahu ‘anhuma,

هَلُمَّ الْمُبَارَكِ: يَعْنِيْ السَّحُوْرِ

“Marilah menuju makan pagi yang diberkahi, yakni sahur.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hibban. Hadits shahih).

b. Allah dan malaikat-Nya ber-shalawat kepada orang-orang yang sahur.

Mungkin barakah sahur yang terbesar adalah (karena) Allah Subhanahu wa Ta’ala akan meliputi orang-orang yang sahur dengan ampunan-Nya, memenuhi mereka dengan rahmat-Nya, malaikat Allah memintakan ampunan bagi mereka, berdoa kepada Allah memintakan ampunan bagi mereka, berdoa kepada Allah agar memaafkan mereka, agar mereka termasuk orang-orang yang dibebaskan oleh Allah di bulan Ramadhan.

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السََّحُوْرُ أَكَلَهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلى الْمُتَسَحِّرِيْنَ

“Sahur itu makanan yang berkah, janganlah kalian meninggalkan walaupun hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya ber-shalawat kepada orang-orang yang sahur.”

Oleh sebab itu, seorang muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan pahala yang besar ini dari Rabb yang Maha Pengasih. Dan sahurnya seorang muslim yang paling afdhal adalah kurma.
Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

نِعْمَ سَحُوْرُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

“Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Daud, Ibnu hibban dan Baihaqi. Sanadnya shahih).

Barangsiapa yang tidak menemukan kurma, hendaknya bersungguh-sungguh untuk bersahur walau hanya dengan meneguk satu teguk air, karena keutamaan yang disebutkan tadi dan karena sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

تَسَحّرُوا وَلَوْ بِجُرْعَةِ مَاءٍ

“Makan sahurlah kalian walau dengan seteguk air.”

-bersambung insya Allah-

Sumber: Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, Penerbit al-Mubarok
Dipublikasikan oleh: www.pengusahamuslim.com


Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/1911-serbaserbi-sahur-12.html